Senin, 30 November 2009

REFORMASI PEMIKIRAN KAUM DHUAFA

Perekonomian kita secara umum dikatakan terpuruk. Namun ternyata ini hanya dirasakan oleh masyarakat kecil, masyarakat miskin, atau menengah. Merekalah yang setiap hari kebingungan mencari pemenuhan kebutuhan pokok. Pangan, sandang dan papan. Meskipun banyak diantara mereka yang tidak menyadari bahwa mereka tergolong masyarakat miskin, mengingat hidup pas-pasan atau kekurangan demikian telah membiasa. Tidak dipungkiri bahwa disekitar kita banyak yang hidupnya sangat jauh dari kita. Kalau hanya sekedar untuk makan mungkin mereka tidak begitu masalah, namun ketika harus membiayai sekolah anak-anaknya, ketika harus menanggung biaya pengobatan rumah sakit, mereka sangat sulit memenuhinya. Saat seperti demikian baru menyadarkan bahwa mereka termasuk katagori miskin. Pola pikir mereka yang demikian ini sangat perlu kita perhatikan dan kita upayakan untuk diperbaiki. Apabila masyarakat yang demikian ini tidak kita pikirkan dan diupayakan untuk sadar dan kemudian berjuang untuk melepaskan diri dari kemiskinan, maka tidak mustahil generasinya juga akan punya pola pikir yang sama, sehingga tidak akan pernah terjadi peningkatan kualitas ekonominya.
Keadaan masyarakat yang seperti ini terjadi pula di kampung kita, di lingkungan kita, di daerah kita. Siapa yang harus melakukan pembenahan ini? Tidak ada lain kecuali kita sendiri. Salah satu cara yang dituntunkan dalam Islam adalah dengan mengoptimalkan sedekah, infaq, ataupun shadaqoh. Kata mengoptimalkan mempunyai makna menyadarkan keseluruhan umat agar senang, rutin, dan konsisten. Apabila sodaqoh ini distribusinya dikoordinir secara benar dan profesional, maka, bukan tidak mungkin kemiskinan segera dapat dientaskan dan diselesaikan. Terdapat perilaku yang salah di masyarakat kita. Justru dengan kondisi kemiskinan yang sedemikian terasa, banyak oknum yang memanfaatkan kesempitan ini. Banyak sekali bank-bank keluarga, bank-bank pribadi (rentenir) yang menjadikan orang miskin sebagai nasabah. Namun sangat ironis, dalam kondisi kemiskinan yang menghimpit justru pinjaman dikenakan bunga yang cukup fantastik. 10% perbulan, sehingga kalau dihitung pertahun jatuhnya 120%. Bunga inilah yang dinamai riba. Orang miskin telah kekurangan dan dirundung kesulitan. Bunga seberapapun akan diiyakan karena sangat membutuhkan, misal demi terbayarnya pengobatan di rumah sakit, demi dapat memberi makan keluarga, demi diterimanya anak sebagai pegawai negeri, TNI/POLRI, atau karyawan perusahaan. Ketika pada saatnya harus melunasi dalam 3 bulan, dia belum bisa, bunga yang harus dibayarkan dijadikan pokok pinjaman lagi, hingga dalam 1 tahun, pokok pinjaman bisa dua kali lipat. Kondisi ini akan semakin menyengsarakan mereka. Apakah tidak lebih baik jika mereka bukan diberi pinjaman yang tidak berbunga atau bahkan diberi sedekah sebagai bentuk bantuan pada mereka?
Dalam program BAZDA Kota Palangka Raya, ada tercantum program yang berusaha pengentasan kemiskinan lewat diluncurkanya bantuan Dana Bergulir – tanpa bunga – tanpa jaminan, sehingga harapan kedepan kaum dhuafa – masyarakat kecil dapat terbantu dan berkurang beban yang mereka derita dan terhindar dari praktek-praktek riba..
Dan jika (orang berutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (Albaqoroh 28), Allah telah memberi peringatan pada kita dengan firmannya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman (Albakoroh 278). Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertobat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya (Al Baqoroh 279).
Kita perlu renungkan kembali, meminjamkan uang dengan membungakan (riba), disamping menyengsarakan peminjam, sebenarnya tidak menambah kekayaan si empunya uang namun justru malah akan menyusutkan kekayaan mereka di sisi Allah. Sebaliknya pemberian zakat akan melipat gandakan pahala dari Allah, bahkan pahala yang berupa materi beberapa saat kemudian setelah proses zakat selesai.
Kesadaran masyarakat akan berzakat/bersedekah perlu juga kita tingkatkan sehingga pemasukan yang dialami BAZDA Kota Palangka Raya dapat bertambah dan dapat pula program-program yang telah dicanangkan dapat berjalan seperti Bantuan bagi Muallaf, Musyafir, Bea Siswa Miskin, Sosial Keagamaan – Bea Pengobatan Masyarakat Miskin, dan lain sebagainya, maka tujuan utama upaya pengentasan kemiskinan masyarakat Kota Palangka Raya dapat teratasi.
Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat gandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.(Al Hadid 18). Oleh karena itu Allah telah menjamin tidak akan menjadi miskin orang yang bersedekah.
Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan sedekah sebelum pembicaraan dengan Rasul? Maka jika kamu tiada memperbuatnya dan Allah telah memberi tobat kepadamu maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Amujaadillah 13)
Maka kita renungkan kembali saudara-saudara kita tetangga kanan kiri kita yang nasibnya masih belum seberuntung kita, untuk tidak menambah beban mereka tetapi bagaimana kita ikut andil dalam mengatasi masalah ekonomi mereka, meskipun hanya berupa ide atau advis, dengan mengunjungi blog kami di www.bazkotapalangkaraya.blogspot.com dan facebook kami di bazkotapalangkaraya@gmail.com atau ke LAYANAN JEMPUT ZAKAT DI 0536-3385319. mari kita tetap berupaya dan berdoa agar kita dihindarkan dari membebani orang lain dengan menerapkan bunga pada orang-orang yang kita bantu. Kita hindarkan riba, kita galakkan zakat dan sedekah, Insya Allah kita akan termasuk orang-orang yang beruntung.

BAZDA KOTA PALANGKA RAYA

BAZDA KOTA PALANGKA RAYA
LOGO BAZ KOTA PLKR

WUJUD PERHATIAN SEKRETARIS II BAZ KOTA P. RAYA

WUJUD PERHATIAN SEKRETARIS II BAZ KOTA P. RAYA

FOTO BARENG ACARA DANA BERGULIR 2009

FOTO BARENG ACARA DANA BERGULIR 2009